Pertemuan the 31st ASEAN Customs Procedures and Trade Facilitation Working Group (CPTFWG) baru saja dilaksanakan pada tanggal 5-6 Oktober 2021 secara virtual. Pertemuan dipimpin oleh Singapura dan dihadiri oleh 10 negara anggota ASEAN dan Sekretariat ASEAN. Pertemuan membahas progres 8 Strategic Plan of Customs Development (SPCD) yang berada di bawah pantauan CPTFWG, implementasi komitmen World Trade Organization Trade Facilitation Agreement (WTO TFA), progres Feasibility Study Group on Implementing Simplified Procedures for Low Value Shipment (FSG-LVS), pengembangan kerja sama Authorized Economic Operator Mutual Recognition Arrangement (AEO MRA) di ASEAN, serta draft annual priorities dan work plan CPTFWG 2022. Selain itu, pertemuan juga melakukan konsultasi dengan Working Group on International Merchandise Trade Statistic (WG-IMTS) guna mendiskusikan isu harmonisasi data di ASEAN.
Pertemuan mencatat keberhasilan Technical Sub-Working Group on Classification (TSWGC) yang dipimpin oleh Indonesia dalam menyelesaikan review ASEAN Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN) 2017 dan menyiapkan AHTN 2022 sesuai target meskipun terdapat beberapa tantangan dalam proses penyusunannya akibat pandemi. Pada kesempatan ini, Indonesia yang juga merupakan Country Coordinator dari SCPD 02 on Customs Valuation dan SPCD 15 on E-Commerce untuk periode 2021-2025 juga melaporkan progres implementasi dari kedua SPCD ini dimana terdapat beberapa aktivitas yang didorong untuk dilakukan, misalnya pertukaran informasi terkait e-commerce dan pertukaran kasus-kasus nilai pabean antar negara anggota ASEAN. Di akhir sesi, Indonesia juga berkesempatan mempromosikan Balai Laboratorium Bea dan Cukai yang telah diakui sebagai Regional Customs and Excise Laboratory oleh World Customs Organization (WCO) dan menyambut baik apabila ada negara anggota ASEAN yang tertarik untuk memanfaatkan atau ingin melakukan kunjungan ke laboratorium milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).